Suami Marah Karena Hal Sepele

Suami Marah Karena Hal Sepele

Cari Bantuan Profesional

Langkah terakhir yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi suami yang suka marah-marah karena hal sepele adalah dengan mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor hubungan pernikahan.

Mereka dapat memberikan wadah aman untuk memahami dan mengatasi akar masalah kemarahan. Dengan bimbingan ahli, kamu dan suami bisa belajar strategi komunikasi yang sehat dan cara mengelola emosi, membangun dasar yang kuat untuk hubungan yang lebih harmonis dan penuh pengertian.

Baca Juga: Ke Psikolog Ga Selalu Mahal! Ini Daftar Biaya Konsultasi Psikologi!

Dalam menghadapi suami yang sering marah karena hal sepele, penting untuk memahami penyebabnya dan berkomunikasi secara bijak. Bersikap tenang, mendengarkan dengan empati, memberikan waktu, dan jika perlu, mencari bantuan profesional, dapat membantu memperkuat hubungan dan menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga.

Grome sebagai penyedia layanan konseling online siap membantumu menyelesaikan masalah hubungan rumah tangga yang pelik melalui konseling pernikahan online. Punya masalah pribadi atau yang lainnya seperti sulit mengendalikan emosi atau mengalami kesulitan dalam mengatasi stres kerja, semua bisa kamu konsultasikan pada psikolog profesional Grome. Tidak perlu khawatir karena rahasia terjamin aman!

Perlu diketahui bahwa dalam mazhab Syafi’i yang dianut mayoritas umat Islam di Indonesia, perkataan “Saya cerai kamu” yang diucapkan suami itu sudah termasuk cerai dalam hukum Islam, walaupun belum masuk di persidangan perceraian di kejaksaan.

Artinya, ketika sudah mengatakan demikian, secara fikih, suami itu sudah tidak boleh melakukan hubungan suami istri, kecuali sudah rujuk terlebih dulu. Karenanya, untuk hati-hati, para suami jangan sembarangan mengucapkan kata cerai kepada istrinya.

Begitupun istri, jangan mudah meminta cerai kepada suami karena masalah sepele dalam rumah tangga. Dalam hal ini Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Seorang istri yang mudah meminta cerai suaminya hanya karena permasalahan sepele, maka dia tidak akan mencium baunya surga” (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Artinya, istri yang dengan mudah meminta cerai pada suaminya dikhawatirkan tidak akan masuk surga bersama suaminya yang saleh.

Karenanya, ulama mengklasifikasi permasalahan apa saja yang memperbolehkan istri menggugat atau meminta cerai pada suaminya.

Pertama, suami sering melakukan kekerasan fisik dan seksual terhadap istri, sehingga membuatnya cacat. Kedua, suami sering meninggalkan salat, berjudi, mabuk, main perempuan. Ketiga, suami tidak memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak dan istri selayaknya, padahal ia mampu. Keempat, suami enggan memenuhi kebutuhan biologis istri padahal ia mampu.

Karenanya, alangkah baiknya bila suami atau istri tidak mudah mengucapkan kata cerai. Apalagi jika masih dapat dikomunikasikan dengan baik di antara keduanya. Bila perlu, keduanya mendatangkan orang lain untuk mendamaikan perseteruan rumah tangganya. Wallahu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Mungkin wajar jika kamu ingin menyampaikan kesedihan kepada ibu mertua atau mungkin ipar perempuan. Namun, mungkin saja mereka belum pernah menyaksikan sisi suamimu yang seperti itu. Oleh karena itu, penilaian mereka mungkin kabur dan dalam kasus terburuk, mereka mungkin menolak untuk mempercayaimu ketika kamu berbicara tentang masalah kemarahan suamimu. Oleh karena itu, kamu harus memiliki sistem pendukung dari teman atau kerabatmu sendiri di luar nikah yang dapat kamu percayai.

Ada Rasa Tidak Puas Terhadap Hubungan

Ketidakpuasan terhadap beberapa aspek dalam hubungan, seperti kurangnya pemahaman atau dukungan, dapat menyebabkan suami merespon dengan kemarahan bahkan terhadap hal-hal kecil.

Ketika seorang pria merasa terjebak dalam situasi yang membuat dirinya tidak bahagia, ini bisa menimbulkan kebencian dan kemarahan terhadap pasangan. Inilah yang kemudian muncul dalam bentuk kemarahan-kemarahan yang kadang tidak dipahami dengan baik oleh pasangannya

Kalau Suami Sedang Marah, Apa yang Harus Kita Lakukan?

Ketika suami sering marah-marah, tidak perlu langsung melabelinya sebagai orang yang red flag. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan sebagai istri untuk membantunya. Ini tentu melibatkan komunikasi serta kesabaran yang baik. Bagaimana cara menghadapi suami sering marah karena hal sepele?

Berikan Waktu dan Ruang untuk Meredakan Emosi

Untuk menghadapi suami yang suka marah-marah, berikan waktu dan ruang agar dapat meredakan emosinya. Hal ini mencegah eskalasi konflik yang tidak perlu. Dengan memberikan kesempatan untuk tenang, hubungan dapat lebih baik, dan suami pun memiliki kesempatan untuk meresapi dan mengelola emosinya dengan lebih baik.

Setelah emosi suami mereda, ajak bicara secara konstruktif mencari akar masalah dan solusinya agar kejadian serupa tidak terulang.

Tidak Mampu Mengungkapkan Rasa Kecewa

Suami yang sering marah mungkin sulit menyampaikan kekecewaannya secara langsung. Kesulitan mengungkapkan perasaan negatif bisa memicu reaksi marah sebagai cara tidak langsung untuk menyampaikan ketidakpuasan dan kekecewaan yang dirasakannya.

Memiliki Trauma di Masa Lalu

Suami yang memiliki pengalaman traumatis atau pola perilaku yang dipelajari dari masa lalu, seperti pola didikan yang melibatkan marah sebagai bentuk pengendalian atau pelecehan dan penelantaran di masa kanak-kanak, mungkin lebih rentan terhadap perilaku marah-marah. Kemarahan ini kadang diarahkan pada orang-orang di sekelilingnya, kadang juga pada dirinya sendiri.

Baca Juga: Merasa Benci Diri Sendiri? Mungkin Kamu Alami Self-Loathing!

Coba Dengarkan Suami dengan Empati

Untuk menghadapi suami yang suka marah, praktikkan pendekatan empatik. Dengarkan dengan sabar tanpa menyerang balik. Pahami perasaannya dan berusaha melihat apakah kemarahannya terkait denganmu atau hubungan kalian.

Komunikasi empatik membuka ruang untuk pemahaman dan solusi bersama, serta mengurangi ketegangan dalam hubungan. Dengan pendekatan ini, mungkin akan lebih mudah bagi kamu dan suami untuk menangani konflik dan memperkuat ikatan emosional antara kalian berdua. Cara ini juga bisa menjadi media instropeksi jika memang kemarahan suami berkaitan dengan sikap atau perbuatanmu padanya.

Suami Merasa Tidak Dihargai

Tidak peduli seberapa besar rasa cinta kita terhadap pasangan, kita tetap membutuhkan apresiasi dari waktu ke waktu. Kita ingin agar effort yang sudah diberikan itu diapresiasi dan dihargai oleh pasangan.

Suami butuh rasa dihargai dan dibutuhkan dari istri agar merasa diperhatikan. Jika merasa diabaikan, dia mudah marah sewaktu istri lalai dalam hal-hal kecil sekalipun. Dan kadang hal ini terjadi tanpa disadari oleh suami itu sendiri. Karena itu, butuh komunikasi yang baik untuk bisa menyelesaikannya.

Baca Juga: Apakah Kalian Cocok? Kenali Dulu Love Language Pasanganmu!

Memiliki Kebutuhan untuk Menkontrol Situasi

Bukan rahasia lagi jika pria memang memiliki naluri untuk memimpin. Inilah yang kerap membuatnya merasa perlu untuk memiliki kontrol pada situasi di sekelilingnya. Dan ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapan atau keinginan mereka, mereka dapat merespon dengan kemarahan.

Berdebat sesekali dengan pasangan adalah hal yang normal dalam setiap hubungan, terlebih bagi mereka yang sudah menikah. Namun ketika seorang istri merasa suami sering marah karena hal sepele, ini tentu menjadi masalah rumah tangga tersendiri.

Alasan kenapa suami sering marah sebenarnya bermacam-macam. Memahami penyebabnya akan membantu membangun komunikasi yang lebih baik dalam rumah tangga. Tidak perlu ‘melawan api dengan api’ jika suami sering marah-marah. Simak penyebab dan cara menghadapi suami pemarah dalam artikel ini!